Wednesday 24 October 2012

Resensi BellAmore


  Gue baru selese baca novel ini beberapa menit yang lalu dan rasanya gue pengen baca lagi. Kenapa? Karena ceritanya menyentuh banget. Gue aja sampai nangis

  Oke. Pertama kali gue tau buku ini dari temen gue yang baik hati namanya ivy, dia berbaik hati meminjamkan novel ini kepada gue hahaha.

  Kalau kalian baca sinopsis di belakang buku ini pasti kalian langsung bilang. "What? sex? Iuuukkkhh." Karena itu yang gue kira juga sebelumnya. Sinopsisnya aja udah vulgar begitu apalagi isinya? Tapi kalian salah besar. Oke emang awal-awal buku ini sang tokoh utama nggak habis-habisnya ngomongin sex. Kalian bakalan sering menemukan kata sex dan virgin pada awal-awal bab. Tapi like what i said sang tokoh utama 'hanya' ngomongin sex.

   Ceritanya tentang Lanaveraa yang ketemu Dewa italia super ganteng bernama Fabian Ferdinandi yang jadi partner kerjanya. Fabian ini sering banget menggoda Lana dengan rayuan-rayuannya yang menjurus ke sex. Kelakuan Fabian ini anoyying banget buat Lana dan Lana benci sebenci bencinya dengan pria Italiano ini. Sampai suatu saat mereka bertemu kembali di New York dan semua perasaan itu berubah. Why???? Baca sendiri .

     Ada satu bagian yang bikin gue melting yaitu surat yang dibikin Fabian untuk Lana. Kenapa itu buat gue melting? Karena itu so sweat banget.

  Akhirnya memang bahagia tapi kalian pasti nangis bacanya. Kenapa lagi sih vin? Kenapa happy ending tapi ada tangis-tangisannya segala. Ya kalian baca sendirilah. Gak seru gue ceritain disini.

  Ini yang gue suka dari novel metropop. Modern, Simple, dan Mengejutkan. Walau ada yang ceritanya mudah ketebak. Tapi novel yang satu ini buat insting menebak gue salah 100%. Gue saranin kalian baca novel ini. Dan satu yang pengen gue kasih tau. Jangan menilai buku hanya dari cover dan sinopsisnya aja hahaha. Siap-siap tisu buat nangis


" They said that it is Love when all you want is that person to be happy, even if you are not part of their happiness - Fabian Ferdinandi-

Sunday 21 October 2012

Resensi Filosofi Kopi

         Kali ini gue mau resensi buku. Judulnya Filosofi Kopi karya Dee a.k.a Dewi Lestari. Ini buku pertama Dee yang gue baca. Buku Dee kali ini bukan novel tapi kumpulan cerpen dan prosa yang dia buat dari tahun 1995 sampai 2005, diantaranya udah ada yang pernah di publikasikan.

        Yang keren dari buku ini. Kalian di suruh mikir untuk bisa memahami setiap bacaannya. Gue aja untuk satu cerita atau prosa butuh waktu berkali-kali baca supaya mengerti. Sastranya oke banget. Salut mba Dee sama karyanya.

       Gue termasuk orang yang kurang suka baca yang di suruh mikir. Tapi atas saran temen dan temen gue bilang kalau buku ini bagus, nggak ada salahnya gue baca.

        Ada satu kalimat yang sampai saat ini terngiang di kepala gue "Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan."  Butuh waktu bermenit-menit buat gue mencerna apa maksud dari kalimat itu. Dan voila! maknanya dalem banget. Coba kalian pikir sendiri apa maksud dari kalimat itu.

       Yang bikin gue salut lagi. Mba Dee ini membuat cerita yang sama sekali gak pernah gue pikir. Temanya simpel tapi gaya dan cara penyampaianya berbeda, mungkin itulah yang khas dari Mba Dee.

        Gue belum bisa bandingin buku ini sama karya Mba Dee yang lain karena gue belum baca buku Mba Dee yang lain. Tapi gue saranin buat kalian yang suka sastra dan mau mikir, buku ini cocok. Tantangan banget buat kalian untuk memahami isi dari setiap cerita dan prosa Mba Dee

         So... Selamat Membaca :)