Thursday 4 July 2013

Wrong Or Right Part 10





“Akh… akhirnya kau datang juga.” Seru Davin ketika ia membuka pintu dan menemukan Alexa disana. “Ayo masuk.”
Kesan pertama saat memasuki apartement Davin adalah maskulin. Warna hitam putih lebih banyak mendominasi setiap ruangan. Begitu klasik dan terasa tenang.
“Selamat datang di apartementku.” Ujar Davin gembira. “Bagaimana menurutmu? Bagus kan?”
Alexa mengangguk. “Tak kusangka kau mempunyai apartement sebagus ini.”
“Akh… lagi-lagi kau meragukanku, Alexandra Ardy.”
Alexa mengikuti langkah Davin ke dapurnya. Langkahnya terhenti ketika dilihatnya banyak makanan yang sudah terhidang di atas meja makan.
“Kau memasaknya sendiri?” Tanya Alexa takjub
“Mmm.” Davin mengeluarkan botol wine dari lemari. “Kau tidak sedang menyetir kan?”
“Aku naik taksi.”
“Bagus.” Davin menuangkan wine tersebut ke dalam gelas dan mengiinya sedikit. “Aku akan mengantarmu pulang.”
Alexa menerima gelas itu lalu menggoyangkannya pelan. “Jangan buatku mabuk. Kau tahu apa yang terjadi ketika aku mabuk.”
Mereka lalu menyesap anggurnya masing-masing. Alexa hanya menyesap anggurnya seikit hanya untuk merasakannya di ujung lidah saja. Ia sedang tidak ingin mabuk sekarang. Tidak ketika Steve sedang berada di dekatnya.
“Mau makan sekarang?” Tanya Davin seraya meletakkan gelasnya di atas meja.
“Aku benar-benar lapar sekarang.”


“Ku dengar kau dan Jenny akan pergi ke Bali”
Mereka sedang duduk di sofa sekarang. Setelah menikmati masakan enak buatan Davin, mereka kini menyesap anggurnya masing-masing. Di temani kesunyian, tanpa suara, begitu hening.
“Kau pasti dengar dari Jenny.”
Davin tersenyum. “Kami bertemu ketika makan siang tadi.”
Alexa kembali menyesap anggur miliknya. Merasakan sedikit demi sedikit alcohol merasuki setiap pembuluh darahnya.
“Tapi sepertinya kau tidak bahagia.”
Alexa menoleh kepada Davin dan menatapnya sejenak. “Dari mana kau berkesimpulan seperti itu?”
“Dari ekspresi wajahmu. Aku memang bukan orang yang pandai membaca ekspresi, namun aku tahu bagaimana wajah orang tidak bahagia.” Davin meletakkan gelasnya di meja terdekat, lalu merubah posisi duduknya menjadi sedikit menyamping. “Ada apa sebenarnya? Kau tidak suka pergi ke Bali?”
“Bukan. Bukan itu. Aku sangat menyukai Bali terutama pantainya. I love it. Tapi ada sesuatu yang mengganjal, sesuatu yang….”
Tiba-tiba ponsel Alexa berbunyi. Alexa merogoh ke dalam tasnya dan mengambil ponselnya. Pesan dari Steve.
Aku sedang berada di depan apartementmu sekarang.
Mata Alexa membelalak. Untuk apa Steve berada di apartementnya? Ya tuhan! Tak cukupkah dia mengacaukan semuanya?
“Dari siapa?” Tanya Davin membuyarkan lamunannya
“Aku harus pulang sekarang. Terima kasih atas makan malamnya. Enak sekali.” Alexa masih berusaha untuk tersenyum walau di kepalanya banyak sekali pikiran-pikiran yang memusingkan.
“Mau ku antar?”
Alexa menggeleng. “Tidak perlu. Aku naik taksi saja.”
“Hati-hati di jalan.”

****

Alexa memasuki lift dengan perasaan tak menentu. Apa lagi yang diinginkan laki-laki ini?
Ketika list berdenting dan pintu lift terbuka. Alexa langsung menemukan Steve sedang meringkuk di depan pintunya. Kedinginan.
“Apa maumu sebenarnya?” bentak Alexa ketika ia sudah berada di hadapan Steve.
Steve mendongak. Dilihatnya wajah Alexa yang jauh tinggi darinya. Tatapannya terlihat sayu. Ya tuhan!
“Jangan pergi.” Ucapnya lemah
Seketika itu juga rasa amarah yang sudah dari tadi Alexa pendam langsung sirna ketika mendengar ucapan lemah dari Steve.
“Aku mohon jangan pergi.” Ucap Steve sekali lagi.
Alexa berlutut, mencoba menyelaraskan badannya dengan Steve. “Aku harus pergi. Sekarang aku harus berbenah. Hanya 2 hari Steve. Hanya 2 hari.” Jari-jari lentik Alexa menyentuh pipi dan rahang Steve. Mata Steve terpejam merasakan sentuhan lembut di pipinya.
“Kalau begitu aku akan ikut.”
“Tidak. Kau harus tetap disini. Kau punya pekerjaan disini, Steve.”
Alexa menghembuskan nafas. “Sebaiknya kau pulang sekarang. Aku harus menyiapkan barang-baarangku untuk besok, lagipula aku capai sekali hari ini.” Alexa mencium bibir Steve sekilas lalu kembali bangkit dan membuka pintu apartementnya.
Sungguh melelahkan hari ini.

2 comments:

  1. Hmmm.. Ntar, Alexandra sma Steve ato Davin ya?

    ReplyDelete
  2. hayo hayo... tebak berhadiah.... sama siapa ya? hmmmm??? *berpikir keras* hihihi

    ReplyDelete