Thursday 17 January 2013

Revenge (longer version) Part 1





     “Ma… mama makan dulu ya? Mau aku yang suapin?” Aku mengambil sendok dan piring dari tangan suster. “Biar saya aja, sus.” Suster hanya tersenyum lemah sbelum ia meninggalkan kami berdua. “Ayo buka mulutnya ma.” Aku mendekatkan sendok hingga sejajar dengan mulut mama.      Mama hanya diam. Mematung dan diam.
Aku kembali meletakkan sendok tersebut. Menaruh piring beserta makanan yang hanya tersentuk sedikit itu di atas meja. Aku memandang mama dengan tatapan miris. Mama selalu begini semejak kematian Yuda.
Ya, Yuda Kameswara. Adikku satu-satunya. Adik kesayanganku. Adik sekaligus sahabatku. Yuda meninggal akibat kecelakaan. Mobilnya hancur tak berbentuk lagi setelah menabrak plang jalan. Tidak ditemukan alcohol atau apapun dalam tubuh Yuda. Dia bersih. Tentu saja, adikku tidak pernah macam-macam.
“Mama mau tidur? Mau istirahat?”
Mama mengangguk. 
Aku membantunya bangkir dari kursi lalu memapahnya ke tempat tidur. Tak lupa aku menyelimutinya agar mama merasa aman dan nyaman. Ku kecup keningnya. Ku lihat matanya terpejam dengan indah. Mama sudah terlelap.
Dengan perlahan aku keluar dari kamar mama, berusaha semaksimal mungkin tidak membuat suara. Aku tutup pintunya dengan pelan.
Aku mendesah. Ku sandarkan badanku pada tembok terdekat. Aku lelah. Aku lelah melihat mama yang selalu seperti ini. Bangun pagi dan langsung duduk di depan jendela. Tidak ada hal lain yang dilakukannya. Aku khawatir dengan kesehatannya. Mama sudah sering keluar masuk rumah sakit. Aku tidak ingin kehilangan mama.
Dokter bilang mama mengalami depresi berat. Mama tidak mau makan, tidak mau berbicara, tidak juga melakukan apapun. Tatapan matanya kosong. Begitu miris sekali keadannya.
“Nyonya sudah tidur tuan?” Tanya suster membuyarkan lamunanku.
Aku mengangguk. “Kalau suster mau tidur silahkan saja. Biar malam ini saya yang jagain mama.” Suster itu mengangguk lalu pergi masuk ke kamarnya.
Aku juga melangkah pergi masuk ke kamarku. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku lakukan. Banyak laporan yang harus di kumpulkan besok. Setelah mandi dan berganti pakaian, aku menyibukkan diri dengan pekerjaanku.

****

 "Tadi pagi dia buatin aku makan siang sebelum meeting. Seneng sih, aku kira cuma aku aja yang dibikinin kak tapi ternyata satu ruangan meeting juga di bikinin hahahha bikin ge er aja." Ucap Yuda malu-malu sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Masakannya enak ? jangan-jangan dia nggak bisa masak lagi.”
Dia meneguk kopinya lalu meletakkanya kembali ke atas meja. “Enak banget. Dia emang pinter masak. Kakak mau aku kasih masakan buatan Krista?"
 "Ngapain? Masih bisa masak sendiri. Lagian masakan mama jauh lebih enak.” Lalu kami tertawa-tawa dan bernyanyi riang dengan gitar di tanganku.
***
Aku tersentak dari tidurku. Kepala ini menjadi pusing. Ternyata tadi aku bermimpi. Aku bermimpi dengan mengenang masa lalu. Yuda ada disana. Dalam mimpiku. Sial! Mimpi itu terasa begitu nyata. Aku dan Yuda sedang sibuk membicarakan gadisnya dan kami tertawa riang. Apa-apa itu tadi?!
Aku bangkit dari tempat tidur lalu berjalan ke kamar mandi. Mengguyur tubuh ini dengan air dingin. Mencoba menjernihkan pikiran ini dari kejadian-kejadian yang mampu membuat stress. Aku bisa jadi gila.

4 comments:

  1. Lanjutanny yagh dear,,,
    Semangaaaat,,,

    ReplyDelete
  2. keep writing sista,dtgu y next chapter :)

    ReplyDelete
  3. makasih mba ertika dan mba rena hehehe... ganbatte (._.)9

    ReplyDelete
  4. horeee akhirnya aku nemuin blog baru lagi seneng deh..*sambil loncat diatas kasur*

    thanks sist, keep writing..
    dtunggu karyamu salanjutnya,jng berhenti disini aja y....

    ReplyDelete