Aku kembali ke
apartementku tepat pukul 11 malam. Aku lelah tapi bahagia. Aku mencintai
pekerjaanku. Aku sudah menganggap Red, Roy, dan para pelayan yang lain adalah
keluarga keduaku. Apalagi Red dan Roy mereka sudah ku anggap seperti ayahku
sendiri. Ya, dari kecil aku belum pernah bertemu dengan ayahku. Aku tidak tahu
bagaimana rupanya, suaranya, bahkan ciri-cirinya saja aku tidak tahu. Aku
pernah menanyakan kepada Mom dimana ayahku berada sewaktu aku kecil, tapi hal
itu malah membuat Mom langsung menangis. Smenjak saat itu aku tidak pernah
menanyakan lagi dimana ayahku, aku tidak ingin membuat Mom menangis.
Sewaktu aku kecil aku
sering mendapat cemoohan dari orang lain. Mereka mengatakan kalau aku anak
haram, anak yang lahir di luar nikah, ataupun kata-kata yang menyakitkan
lainnya. Oleh sebab itu setelah aku lulus high school, aku melanjutkan kuliah
di luar kota. Mencoba memulai hidup baru tanpa ada orang-orang yang
menghujatku.
Ketika aku sampai di
lorong menuju apartemenku ku lihat seseorang sedang berdiri di depan pintu. Aku
memicingkan mataku. Sepertinya aku belum pernah melihat orang itu. Ketika ku
dekati orang tersebut membalikkan badannya.
“Andreas?” tanyaku
terkejut. Dari mana orang ini tahu apartemenku?
“Hei, Claura. Kau dari
mana?”
“Aku habis pulang dari
restaurant. Sedang apa kau disini?” tanyaku menyelidik.
“Aku ingin mengajakmu
makan malam.”
Mataku semakin
menyipit. “Ini sudah pukul 11 malam. Bukan waktunya untuk makan malam lagi.”
“Tapi kau belum makan
malam bukan?” tanyanya dengan senyum mempesona.
Dari mana orang ini
tahu kalau aku belum makan malam? “Aku sudah makan malam.” Ucapku seraya
memasukkan kunci ke dalam lubang kunci lalu memutarnya.
“Tidak. Kau belum.”
Aku memutar tubuhku
dengan kesal. “Itu urusanku apakah aku sudah makan malam atau belum. Sekarang
bisakah kau pergi dari apartementku Mr. Andreas? Karena aku ingin istirahat.”
Lalu ia tersenyum lagi.
“Ini urusanku. Aku ingin memastikan agar kau makan malam.”
Arghhh…. “Aku akan
makan. Aku masih punya persediaan makan malam di kulkas.”
“Kalau begitu kau bisa
mengajakku makan malam karena aku belum makan.”
Demi saus tar-tar yang
berada dalam film spons berwarna kuning itu. Lelaki ini sungguh menyebalkan.
“Itu bukan urusanku,
Sir.”
Andreas langsung masuk
ke dalam apartemenku yang pintunya terbuka. Aku hanya menatapnya dengan mata
melebar.
“Apartmentmu bagus.”
Ucapnya menilai apartementku. Aku mendengus tentu saja, aku rajin
membersihkannya.
“Jadi kau akan memasak
apa?” tanyanya seraya melepas mantelnya lalu menyampirkannya di sofa.
Aku menghampiri
kulkasku dan melihat isinya.
“Kau akan memasak apa?”
Aku langsung melompat
kaget. Oh tuhan… laki-laki ini baru saja berbicara dekat sekali dengan
tengkukku. Aku bersumpah aku bisa merasakan hembusan nafasnya di leherku dan
itu membuatku merinding.
“Kau kenapa?” tanyanya
bingung
Aku masih memegang
dadaku. Mencoba mengendalikan detak jantungku.
“Tidak… tidak apa-apa.”
Ucapku menggeleng. Aku lalu mengeluarkan ayam yang sudah di potong dari dalam
kulkas dan beberapa sayuran. “Sepertinya aku akan membuat ayam bumbu teriyaki
dan sop. Hanya itu yang ada dalam kulkasku.”
“Sepertinya enak.”
Ucapnya sambil tersenyum.
Aku mulai mencuci ayam
yang berukuran kecil-kecil itu dan tak lupa aku memotong sayuran.
“Sudah berapa lama kau
tinggal sendiri?” tanya Adreas yang duduk di meja makan.
“Semenjak aku kuliah
disini.”
“Bagaimana dengan orang
tuamu?”
Aku terdiam. “Aku tidak
suka membicarakan orang tuaku.” Lalu kembali melanjutkan menggoreng ayam
teriyaki ku
“Kenapa?”
“Karena aku tidak
suka.”
Andreas mengangkat
bahu. “Baiklah. Kita ubah topic pembicaraan.” Aku meletakkan masakkanku di atas
meja. “Kau punya pacar?”
Aku menatapnya tajam.
“Menurutmu?”
“Menurutku kau belum
punya pacar.” Ucapnya penuh percaya diri.
“Kau begitu percaya
diri Mr. Andreas.”
“Karena aku seorang
pengusaha, aku harus terlihat percaya diri.”
Aku membalikkan piringku.
Berusaha tidak peduli dengan percakapan kami barusan. “Makanlah. Kau bilang kau
lapar.”
Lalu kami makan dengan
tenang. Hanya suara sendok dan garpu yang bertemu dan saling bersentuhan. Kami
menikmati makanan kami masing-masing.
“Makananmu enak. Sudah
lama aku tidak memakan masakan rumah seperti itu.” Ucap Adreas seraya menyeka
mulutnya.
“Terima kasih. Aku
senang ada yang menyukai masakanku.”
“Bagaimana kalau kau
memasak untukku lagi? Tidak sekarang tapi lain kali.”
“Baiklah. Lain kali.”
Aku menekankan kata lain kali. Itu berarti tidak besok ataupun tidak lusa. Bisa
kapan saja bukan?
“Kalau begitu aku
pulang dulu. Terima kasih atas makan malamnya.”
Aku melirik jam yang
berada di dinding. Sudah pukul 12 malam. Untung saja besok aku tidak kuliah.
“Kau pulang sendiri?”
“Tidak. Supirku sudah
menunggu di bawah. Kenapa? Kau khawatir padaku?” ucapnya dengan nada menggoda.
“Tidak. Hanya saja ini
sudah larut malam. Bahaya pulang selarut ini.”
Adreas tersenyum
lembut. “Aku tidak apa-apa. Lagi pula aku ini laki-laki, aku bisa menjaga
diriku sendiri.”
Aku mengantarnya sampai
ke depan pintu. Tiba-tiba saja Andreas mengecup keningku dengan lembut.
Membuatku membeku sesaat.
“Kau istirahatlah. Kau
pasti lelah sekali telah bekerja seharian.”
Aku menatapnya yang
semakin lama semakin hilang dari pandangan. Kemudian aku menyentuh dahiku. Aku
masih bisa merasakan hangatnya bibir Andreas disana.
Arghhh…. Aku
benar-benar butuh tidur.
####
Aku melihat mobilku
sudah terparkir di depan lobby. Aku langsung masuk ke dalam kursi penumpang dan
tak lama kemudian Jack melajukan mobilnya.
“Bagaimana malam anda,
Sir?” tanya Jack dari spion mobil.
Aku tersenyum. “Aku
merasa malamku hari ini indah.” Aku mengingat kejadian tadi.
Tadinya aku tidak
sengaja melewati apartement Claura dan tiba-tiba saja aku ingin mampir. Setelah
bertanya pada satpam, aku tahu dimana Claura tinggal. Aku sudah menekan bel
berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Aku sudah pasrah dan hendak meninggalkan
apartement itu ketika aku mendengar suara Claura. Ya tuhan, baru beberapa kali
kami bertemu tapi aku sudah hafal suaranya. Aku lalu berpura-pura mengajaknya
makan malam dan lagi-lagi ia menolak ajakanku. Aku semakin tertarik
mengejarnya.
Ketika ia mau
memasakkan makan malam untukku aku terkejut. Dia bisa memasak? Dari beberapa
wanita yang ku temui dan dekat denganku, sepertinya hanya dia yang bisa memasak
dan juga masakannya begitu enak. Sepertinya aku kenal masakan itu.
Dan Claura tidak suka
ketika aku bertanya tentang orang tuanya. Sepertinya itu topic yang sensitive
baginya. Aku tidak tahu kenapa dan aku tidak ingin tahu lebih jauh. Lagipula
aku akan tahu nantinya.
“Sudah sampai, Sir.”
Aku langsung turun dari
mobil dan masuk ke dalam rumahku. Rumahku memang megah dan luas tapi selalu
sepi. Walaupun dengan banyaknya pelayan tapi entah mengapa aku selalu merasa
aku sendiri di rumah ini. Walaupun dulu aku dan Rachel pernah tinggal disini tapi
itu tidak lama. Ya, aku pernah menikah sebelumnya. Rachel adalah wanita yang
dijodohkan oleh orang tuaku dulu. Karena dia aku harus meninggalkan kekasihku
karena Mom mengancam akan menyakitinya kalau aku tidak mau melaksanakan
perjodohan itu. Dengan berat hati aku harus meninggalkan kekasihku, belahan
jiwaku.
Sampai akhirnya ku kira
Mom terkena batunya sendiri. Rachel di vonis tidak akan bisa memiliki anak. Mom
tidak akan pernah mendapatkan cucu dari Rachel dan aku. Sampai akhirnya Rachel
dan aku berpisah karena Rachel mengatakan kalau ia tidak bisa membahagiakan aku
seutuhnya. Tidak tanpa anak. Akhirnya kami berpisah secara baik-baik. Yang ku
tahu sekarang Rachel sedang meneruskan study-nya di luar negeri. Setelah kami
berpisah. Aku mulai mencari belahan jiwaku lagi. Tapi sayang ia sudah tidak
berada disana. Dan aku tidak tahu harus mencari kemana. Semoga saja tuhan mau
mempertemukan kami kembali. Karena sampai saat ini aku masih mencintainya.
Mencintai belahan jiwaku.
Jangan katakan andres pny hubungan massa. lalu dengan ortu claura.
ReplyDeleteiya nggak ya? hihihi.... *ketawa nenek sihir*
ReplyDeleteJgn2 Andreas itu ppny Claura!
ReplyDeleteMkany dia mrasa dket bgt sma Claura!
Oh no!x_x
Jgn blg Claura cinta sma ppny sndri n Andreas cinta sma ankny sndri! Incest ntar! Hiii
wow, imajinasi kamu besar sekali hehehe . tunggu aja part selanjutnya. ;)soalnya kalau aku kasih tau ntar nggk seru lagi. nggak ada yg mau baca hehe
Delete