“Halo? Mom?”
Aku sedang berjalan
menuju halte bus ketika Mom menelponku
“Kau sedang dimana
sayang?” tanya Mom di ujung telpon sana.
“Aku sedang berada di
halte. Menunggu bus. Ada apa Mom?” tanyaku seraya mencari tempat duduk kosong.
“Mom hanya ingin
mengetahui keadaanmu. Bagaimana kabarmu sayang?”
Aku mengapit ponsel di
antara telinga dan bahuku. “Aku baik-baik saja Mom. Berangkat kuliah, bekerja
di restaurant, lalu pulang. Selalu begitu.” Tanganku mencari-cari cologne yang
belum sempat ku pakai di dalam tas.
“Hari ini kau ada kuliah?”
“Tidak. Hari ini hari
sabtu Mom. Aku ingin pergi ke tempat Paula. Kami ingin menghabiskan waktu
bersama.” Aku menyemprotkan cologne tersebut di sekitar leherku
“Kapan kau akan pulang
sayang?”
“Nanti. Setelah ujian
berakhir aku berjanji aku akan langsung pulang.”
“Mom merindukanmu
sayang.” Dapat kudengar nada sendu dari suaranya.
“Aku juga merindukanmu
Mom. Dan aku juga merindukan masakan ayam saus teriyakimu itu.”
Mom terkekeh. “Kau
merindukan ayam itu? Oke, nanti ketika kau pulang Mom akan masakan ayam saus
teriyaki yang paling enak untuk anak Mom tercinta.”
“Terima kasih Mom. Oh,
bus-nya sudah datang. Sudah dulu Mom. Aku mencintaimu.”
“Mom lebih mencintaimu
sayang.”
Lalu aku menaruh
ponselku di dalam tas dan beranjak dari kursi. Ketika kakiku hendak menaiki bus
tiba-tiba seseorang menarik lenganku. Aku terhuyung dan jatuh ke belakang.
Menabrak seseorang. Aku menoleh ke belakang. Andreas? Mau apa laki-laki itu
disini? Sepagi ini?
“Kau mau kemana
Claura?” tanya Adreas dengan senyum mempesonanya.
“Aku ingin pergi dengan
menaiki bus. Sekarang tolong lepaskan tanganku karena aku akan ketinggalan
bus.”
“Untuk apa pergi dengan
bus kalau kau bisa pergi dnegan mobilku?”
Apa? “Tidak terima
kasih. Aku lebih suka menaiki bus.”
Aku hendak melangkah
lagi tapi Andreas malah semakin mengetatkan genggamannya. “Aku ingin mengajakmu
ke suatu tempat.”
“Maaf. Mungkin lain
kali. Aku hari ini sudah ada janji dengan temanku. Tolong lepaskan tanganku
karena sebentar lagi bus akan berjalan.”
“Tidak sebelum kau
mengatakan iya.”
Aku membuka mulut
hendak berdebat dengannya ketika kulihat bus yang ingin ku naiki pergi
meninggalkan halte. Mataku melebar menatap bus itu yang sudah melaju pergi. Aku
ketinggalan bus ku, dan itu semua karena dia!
“Puas?” tanyaku
kepadanya.
“Apa?” tanyanya
pura-pura tidak tahu.
“Sekarang aku
ketinggalan bus dan aku harus menunggu bus yang lain datang kembali.”
“Sudah ku bilang
mengapa kau harus naik bus ketika kau bisa pergi dengan mobilku, Claura?”
Arghh…. “Baiklah.
Dimana mobilmu?”
Andreas tersenyum
sumringah. Ia terlihat senang. Ia lalu menarik lenganku dan membawanya menuju
mobil sedan berwarna hitam. Andreas membukakan pintunya untukku dan aku
melangkah masuk ke dalam mobil. Ia lalu berjalan memutar dan duduk di balik
kemudi.
“Dimana supirmu?” tanyaku
heran ketika ia mulai menyalakan mobil.
“Dia sedang libur.”
Ucapnya singkat.
“Aku ingin pergi ke
tempat temanku. Rumahnya dekat restaurant Grandy’s. Dari sini belok kiri.”
Mobil ini tidak belok
kiri. Ia terus berjalan lurus sehingga kita melewati restaurant Grandy’s. Aku
menatap Andreas bingung.
“Seharusnya kita tadi
belok kiri.”
“Siapa yang bilang aku
ingin mengantarmu ke tempat temanmu?”
Apa? Jadi laki-laki tua
ini ingin menculikku? Seharusnya aku tidak percaya dengannya.
“Aku ingin membawamu ke
suatu tempat. Kau pasti menyukainya.”
Aku hanya mampu membuka
mulut. Tidak tahu harus berkata apa. Apa yang diinginkan laki-laki tua ini
sebenarnya?
Makasi sis,postingannya.
ReplyDeleteLagi donggg sis!! Peenasaran :(
hehehe.... nanti2 ya.... kalo hr ini juga ntar stok aku abis. sabar menunggu saja :)
Delete